Siapakah Katolik Modenis?

Siapakah yang dikatakan sebagai Katolik Modenis? Katolik Modenis adalah umat Katolik yang berfikiran liberal yang keterlaluan. Mereka sentiasa inginkan perubahan dalam gereja dan menganggap perubahan dalam gereja adalah perlu demi mengikut arus peredaran zaman. Mereka amat mahir dalam memutar-belitkan ajaran sebenar Yesus Kristus sehingga ramai yang terpedaya (termasuk uskup, paderi, para religius, orang biasa). Para teologi modenis sering juga dijemput ke gereja untuk memberi ceramah kepada umat. Ceramah yang disampaikan oleh mereka begitu meyakinkan sekali sehingga tanpa disedari, gereja yang sepatutnya melindungi umat telah menyebabkan kelahiran 'katolik modenis' yang baru dikalangan umat yang mendengar ceramah-ceramah sedemikian. Jika 'penjangkitan' ini tidak dibendung dari awal lagi, ianya akan berjangkit kepada generasi baru dan timbul lah apa yang dikatakan oleh Yesus Kristus, 'yang buta memimpin yang buta'.

Who are the Catholic modernists? Catholic modernists are Catholics who have very liberal thinking and strive for changes within the Catholic Church, lauding that changes in the church are necessary to keep up with modern trends. These are people who like to play and twist with our Lord’s teachings. Many have been deceived (this includes bishops, priests, religious communities and also lay people). After Vatican-II, many seminaries have been revamped, their syllabuses revised and updated according to the progressivists' ideas of a perfect priesthood formation. With this new air in many seminaries, it is not surprising to see the end result - modernist Catholic theologians. These modernist theologians are frequently invited to give talks in catholic seminars. The talks given by them have influenced many Catholics who are not vigilant and are shallow in catholic foundation. Thus, Catholics become modernists without even realizing being deceived. Holy Mother Church always protects her children but because of the negligence of the leaders of of our Church, Her children have been left in the hands of wolves who are clothed in sheep’s clothing. If this ‘disease’ is not being brought out in the open, if nothing is being done in the defense of the true catholic faith, then our future generation will become heretic and this is what our Lord meant when He says, “the blind leads the blind”.

Suam-suam kuku...

Para Katolik modenis, amat menggemari injil ini “ Janganlah kamu menghakimi.”(Lukas 6:37) Tetapi mereka lupa bahawa Tuhan Yesus Kristus menyatakan demikian di dalam Alkitab: “ Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu…Dari buahnya lah kamu akan mengenal mereka." (Matius 7: 15-16) Seorang Katolik tidak boleh menghakimi seseorang (paderi, uskup, para religius dan umat) secara berat sebelah atau tanpa bukti yang kukuh, tetapi Kristus telah menyatakan bahawa iman dan kepercayaan yang diajari-Nya harus dijaga senantiasa. Bagaimana pula kita dapat melakukan hal yang demikian jika kita tidak langsung memandang berat dan bersikap tegas terhadap bahan bacaan, ceramah yang disampaikan dan langsung tiada kritikan terhadap sikap yang lewa sahaja? Kerana nila setitik, rosak sebelanga…Kalau langkah awal perlu diambil untuk menyelamatkan sebelanga itu, ia kan lebih mudah jika dibandingkan langkah penyelamatan yang perlu diambil selepas sebelanga itu rosak…. "Jadi karena engkau suam-suam kuku, tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (Wahyu 3:16)

Catholic modernists have singled out from the gospels their favourite phrase "Thou shalt not judge." (Luke 6:37) But they ignore the fact that immediately after, Our Lord said: "Beware of false prophets...by their fruits you shall know them." (Matthew 7:15-16) A Catholic must not make ill-considered judgements on the faults and personal actions of his brethren (whether bishop, priest, religious and laypeople), but Christ has commanded him to preserve his faith, and how can he do this without casting a critical eye upon what he is given to read or to hear? As the saying of a malay proverb, “Because of a drop of blue dye, a whole pot of milk is contaminated”…therefore prevention is better and easier than to cure…Our Lord also said, "But because thou art lukewarm, and neither cold, nor hot, I will begin to vomit thee out of my mouth." (Apocalypse 3: 16)

Paderi digantung kerja...

Saya merasa dukacita sebab walaupun sudah beberapa tahun pengumuman telah dibuat mengenai ‘Father John Mansul’ (kita doakan untuk dia) – bahawa dia telah digantung dari melakukan tugas-tugasnya sebagai seorang paderi, sehingga kini masih ramai umat Katolik yang tidak tahu akan hal ini. Bahkan, masih ramai lagi yang percaya bahawa dia masih bekerja sebagai seorang paderi dan selalu berkunjung ke rumahnya untuk meminta nasihat dan untuk ‘berubat’. Hal ini menunjukkan ramai umat Katolik yang kurang membaca atau tidak mengikuti perkembangan terbaru gereja, samada secara tempatan ataupun antarabangsa.

Larangan untuk berkunjung ke rumah paderi yang digantung tugas ini , (samada meminta nasihat atau berubat) telah dicetak dalam Katolik Sabah selama beberapa keluarannya pada beberapa tahun yang lalu. Saya sarankan kepada umat Katolik yang memerlukan pengesahan mengenai hal ini membuat pertanyaan ke Diosis Katolik di Taman Hiburan, Penampang dengan mendail nombor telefon ini: 088 715017. Seorang sekretari akan menjawab pertanyaan kamu dan hal ini juga boleh ditanyakan kepada mana-mana paderi tempatan di Sabah. Sekiranya gereja tidak membuat pendirian tegas dalam hal ini, ramai umat yang akan kehilangan jiwa mereka untuk selama-lamanya.

I feel sad that after a few years has passed since the announcement of the suspension of ‘Father John Mansul’ (we pray for him), many Catholic continue to visit and ask for his advice. Many Catholic have been deceived and lied to by the party of this suspended-priest. This shows that many Catholic do not read enough or update themselves with the latest happening in the Catholic Church, both locally and internationally. This ban of visiting this suspended-priest (whether for seeking cure and asking for advice) was printed in several issues of the ‘Catholic Sabah’ newspaper a few years ago. I would like to advise to those Catholic who are still unsure about this matter to call up the Catholic Diocese at Taman Hiburan, Penampang at tel number: 088 715017. A secretary will answer your call. If the local Catholic churches here do not aggressively address their position on this matter, many faithful are at the risk of losing their souls eternally.